... refleksi dan kontemplasi ...

Friday, February 23, 2007

Sistem Deep Tunnel

(Sambungan membuat sumur resapan)
Alternatif kedua selain membuat sumur resapan adalah sistem tandon (deep tunnel), kayaknya yang ini cakupannya untuk skala besar, masih di harian Kompas tanggal 17 Februari 2007, kali ini tulisan dari Sdr. Firdaus Ali (akademisi Fak. Teknik Univ. Indonesia) berikut ini rangkumannya :

Sistem tandon air dalam tanah (deep tunnel) layak diterapkan di Jakarta. Teknologi ini sudah diterapkan di berbagai negara maju mengatasi mahalnya lahan dan menunjang pengelolaan air.

"Tidak seperti dalam menyelesaikan banjir kanal timur saat ini yang terkendala pembebasan lahan yang mahal, pembuatan deep tunnel tidak perlu membebaskan tanah" ulas Firdaus Ali.
Deep tunnel ini ditunjang oleh sistem perpipaan besar, yang berfungsi selain menanggulangi banjir, juga dapat menunjang pengolahan air bersih. Air yang tertampung dalam tandon akan dipompa kembali ke dalam sistem penjernihan air.

Setelah melalui pengolahan air, air bersih kemudian didistribusiakn menggunakan jaringan perpipaan untuk distribusi air bersih saat ini. Namun jaringan distribusi air di Jakarta masih belum merata cakupannya dan tingkat kebocoran masih tinggi, mencapai 50%.

Sementara itu endapan lumpur dan sampah yang masuk tandon dapat diolah untuk berbagai keperlun. Dari sampah organik dapat diperoleh gas methana sebagai bahan bakar biogas, serta endapan lumpurnya bisa digunakan sebagai pupuk kompos.
Lokasi tandon air yang tersebar di Jakarta akan memperluas cakupan layanan air bersih atau air minum.

Di Singapuran, Malaysia, Hongkong dan Amerika Serikat, penggunaan deep tunnel untuk menunjang ketersediaan air bersih dari air hujan telah menujukkan efisiensi tinggi.
Sementara itu kondisi di Jakarta belum memungkinkan pemanfaatan air hujan untuk menunjang ketersediaan air bersih, karena selama ini dibuang begitu saja ke laut.
posted by heniez at 9:17 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home