... refleksi dan kontemplasi ...

Tuesday, January 9, 2007

My Name is Red

Novel karya Orhan Pamuk ini berhasil memenangkan Nobel Sastra 2006, novel yang aslinya berjudul Benim Adim Kirmizi diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Atta Verin menjadi Namaku Merah Kirmizi, (to Atta Verin thanks atas balasan emailnya).

Novel yang bersetting Turki (Istanbul) di abad keenambelas, menceritakan tentang terbunuhnya dua pelukis istana, tepatnya adalah ilustrator, (pada sekitar abad XVI para penguasa kerap menugaskan para seniman terkemuka untuk menghiasi buku - buku pesanan Istana dengan dekorasi kecil pada pinggiran buku dan memberi ilustrasi pada manuskrip2 cerita. Para seniman yang masing2 memiliki keahlian khusus ini disebut miniaturis, iluminator dan ilustrator)

Dua pelukis tersebut yakni Elok Effendi dan Enisthe Effendi , keduanya sedang menyelesaikan ilustrasi Buku yang berjudul Kitab Segala Pesta pesanan Sultan yang akan yang akan dihadiahkan kepada penguasa Venesia.

Hitam Effendi yang merupakan keponakan sekaligus menantu Enisthe, ditugaskan untuk mencari tahu siapa pelaku pembunuhan. Hitam tidak sendiri, ia bersama Tuan Osman yang merupakan kepala Ilustrator istana. Satu2nya petunjuk tentang siapa sang pembunuh itu adalah gambar berupa seekor kuda yang cuping hidungnya terpotong.

Hitam bersama Osman atas perintah sang Sultan mengadakan penyelidikan. Akhirnya ditemukan tiga tersangka, yakni Bangau, Zaitun dan Kupu - Kupu. Mereka ini adalah ilustrator sang Sultan yang masing - masing mempunyai keahlian sendiri - sendiri. Mereka bertiga diberi tugas untuk membuat gambar kuda, maksud dari sayembara ini adalah untuk mengetahui siapa diantara ketiga pelukis ini yang terbiasa menggambar kuda dengan cuping hidung terpotong.

Setelah ketiganya menyelesaikan tugas yang dimaksud, barulah Hitam bersama Osman berdiskusi untuk menentukan siapa diantara ketiga pelukis yang menjadi pembunuh (Pamuk dalam novel ini, mungkin 50% isinya adalah teknik melukis yang tidak sepenuhnya kupahami, mungkin sama detailnya Dan Brown dalam menilai karya Da Vinci).

Akhirnya setelah melakukan perdebatan panjang, ditemukan bahwa pembunuhnya adalah Zaitun, Osman berpendapat bahwa gambar kuda yang di masa kecilnya dipelajari langsung oleh Zaitun dari empu - empu Persia tanpa pernah mampu melupakan.

Benang merah dari cerita ini adalah perbedaan pandangan melukis para miniatur, mereka masing - masing punya persepsi tentang makna lukisan, bahwa sebuah lukisan, melalui keindahannya membawa kita pada kelimpahan hidup menuju kasih sayang, pada penghormatan terhadap warna - warna alam yang diciptakan Tuhan dan pada perenungan iman.

Sementara sebagian miniatur berpendapat bahwa lukisan adalah sebuah rintangan untuk mendapatkan tempat yang aman di dunia lain, sesuatu yang secara alamiah mereka hasratkan. Dan mereka percaya bahwa lukisan akan menghalangi mereka dari gerbang surga. Dosa terbesar adalah apa yang dilakukan penulis yang mengira bisa melakukan apa yang dilakukan Allah yang mengaku sebanding dengan Allah (mungkin disebut perbenturan antara Timur dan Barat, seperti yang tercantum dalam sinopsisnya).

Selain itu juga romantika percintaan antara Shekure yang merupakan anaknya Enishte dan Hitam Effendi yang merupakan keponakan Enishte, selama 12 tahun Hitam memendam cinta kepada seppunya, Shekure. Saat itu Shekure berstatus sebagai istri dengan 2 anak laki - laki, suaminya pergi berperang selama 4 tahun tanpa kabar, hingga Hitam berani menyatakan cinta lewat surat - surat cintanya, dan mengupayakan memperoleh status janda, dan sekaligus mengawininya.

Sekilas tentang Pamuk
Orhan Pamuk lahir pada 7 Juni 1952 di Istanbul Turki, ayahnya seorang CEO IBM Turki, menikah dengan Aylin Turegen pada 1982 dan bercerai setelah menikah selama 19 tahun. Memiliki seorang anak bernama Ruya.

Novel lain yang pernah diterbitkan antara lain ; Kara Kitap (Buku Hitam), Yeni Hayat (Hidup baru) dan Kar (Salju)

Karya Pamuk umumnya bercirikan kegamangan atau hilangnya identitas yang sebagian ditimbulkan oleh benturan antara nilai - nilai Eropa dan Islam. Karya - karyanya kerap mengganggu dan menggelisahkan, dengan alur yang rumit dan memikat, serta penokohan yang kuat.





posted by heniez at 12:30 AM

1 Comments:

terus terang, novel ini aku nilai sebagai novel tereksotis yang pernah aku baca.

memang mengagumkan.
karakterisasinya luar biasa kuat. aku iri.

jujur, aku semakin bersemangat menulis novel setelah membacanya.

dengan genre yang berbeda, "Einstein's Dreams" karya Alan Lightman, juga novel yang sangat memukau. apakah Anda pernah membacanya??

senang berkenalan dengan sesama penggemar karya-karya Orhan Pamuk
f_solana@yahoo.com

October 17, 2008 at 9:01 AM  

Post a Comment

<< Home