... refleksi dan kontemplasi ...

Monday, January 15, 2007

Hampir saja terlena (ketipu)

Sore itu telepon di meja berdering, seseorang bernama Ronald (Ronaldo?, Ronaldinho?) mengatakan bahwa gw termasuk pemegang kartu kredit Visa yang terpilih untuk mendapatkan kartu pendamping kartu kredit.

Mendengar kata terpilih sebenarnya makhluk UFO yang ada di kepalaku langsung bereaksi," terpilih seolah - olah kamu orang yang paling beruntung, padahal artinya siap - siap saja kamu menjadi korban berikutnya". Gw sudah terlalu sering membaca di Suara Pembaca tentang korban penipuan model begini.

Kembali ke Ronald....
Dengan mengatas namakan delapan belas bank yang bekerjasama dengan Visa card, dia menawarkan kartu pendamping Visa sehingga jika kita berbelanja di merchant2 tertentu dapat discount s/d 35%, (perempuan kalo mendengar kata diskon langsung kewaspadaannya berkurang sampai dengan 35%, sesuai dengan diskon yang ditawarkan, langsung deh kebayang belanja di Body Shop). Gw sempet nanya berapa iuran tahunannya, dijawabnya gratis selama lima tahun, nah lhoo.....,

Telepon yang berdurasi sekitar 20 menit itu didominasi oleh Ronald yang kayaknya sudah didesain ngomong tanpa bernapas selama 20 menit, saking lamanya ngomong sampe aku lupa apa aja yang diomongin, yang sayup2 aku inget, bahwa dengan kartu pendamping tersebut aku bisa belanja dimana (nama merchant akan diketahui setelah aku dapat katalog darinya), bisa dapet diskon 20% - 35% untuk pembelian tiket domestik, diskon sekitar 30% untuk hotel, dll.

Entah kenapa dengan lugunya aku memberikan nomor kartu kredit BNI Visa termasuk masa berlaku kartu tsb, cuma ketika dia menanyakan tiga angka terakhir yang ada dibalik kartu, makhluk UFO di kepalaku menampar sekeras - sekerasnya, hingga kesadaranku yang sempet hilang balik kembali, kukatakan bahwa saya tidak bisa memberitahu tiga angka terakhir selain pihak Bank penerbit kartu, dia mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikuatirkan tentang hal ini, sebab tanpa memberi tahu tiga angka terakhir berarti pihak "Visa" nggak bisa otorisasi.

Setelah dia mendapatkan nomor kartu kreditku, dia menjelaskan tentang pajak pemakaian sebesar 1.580.000,- per lima tahun.
"Lho..katanya gratis"
"Ini pajaknya pemakaian Bu, yang hanya timbul jika Ibu memakai hotel, jika nggak ada pemakaian berarti nggak ada pajak, nanti Ibu dapat dua lembar voucher hotel yang berlaku selama tiga bulan, jika selama tiga bulan vouchernya nggak dipakai, maka bisa diuangkan kembali dan untuk satu voucher kami hargai lima enam ratus ribu rupiah. Ibu ngerti nggak maksud saya ?"
*Gubrakkkk* *Blasss*

Dari pembicaraan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Yang pertama kali dikatakan adalah bebas iuran selama 5 tahun, hal ini untuk memancing lebih mudah
  2. Calon korban dikirimi 2 voucher yang berlaku selama 3 bulan, jika selama tiga bulan voucher tidak digunakan maka calon korban akan diberi kompensasi senilai Rp. 600.000,- per voucher.
  3. Biaya pajak pemakaian sebesar 1.580.000,- (pajak hanya dikenakan jika telah terjadi pemakaian, jika voucher tidak dipakai maka tidak dikenakan biaya apapun)
  4. Jika dicermati no.2 dan 3, terjadi kejanggalan, (silakan ambil kesimpulan sendiri)
(akhirnya selama sepuluh kami terlibat debat kusir yang makin membuat perut mual) akhirnya terjadi dialog seperti ini;

"Nanti orang saya datang ke sana untuk memberikan voucher tersebut, Ibu hanya perlu menandatangani struk, sekarang Ibu bisa sebutkan tiga angka terakhir kartu Ibu.

"Maaf, saya nggak bisa memberikan nomornya selain pihak Bank"
"Kalo gitu saya suruh kurir ke sana sekarang ya Bu, untuk mengantarkan voucher dan mesin otorisasi, Ibu bisa menuliskan tiga angka terakhir, (heran... ketauan deh ngototnya)
"Jangan sekarang Pak, saya pikir2 dulu"
"Nggak bisa Bu, hal ini dibatalkan, sebab Ibu sudah online"
(kampre*)
"Nggak saya nggak bisa sekarang" (telepon ditutup)

Saat itu juga gw langsung telepon ke BNI card center, minta diblokir sementara, pihak bank memberi pilihan mau diblok sementara selama 2 x 24 jam atau blokir permanen dan diganti nomor, pihak bank memberi tahu bahwa kita tidak boleh membertihu nomor kartu kredit, tanggal masa berlaku kartu serta tiga angka terakhir kepada orang lain, sebab pihak luar bisa "membajak" kartu kredit dengan hanya memberi nomor kartu dan masa berlaku kartu. Gw pilih pilhan pertama dulu, mungkin besok tinggal ganti permanen.

Fuih....lega juga akhirnya bisa keluar dari "jebakan orang2 tidak bertanggung jawab"
posted by heniez at 11:36 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home