... refleksi dan kontemplasi ...

Thursday, January 25, 2007

Puisi - puisi Jalaluddin Rumi

Mencari buku2 karangan Jalaluddin Rumi ternyata tidak mudah, dua Toko Buku terkemuka yang ada di Jakarta nggak ada, nyari di pinggir jalan Kwitang nggak ada juga, yang lucu ketika di JHCC diadakan pameran buku Islam, aku ke salah satu stand buku, nanya tentang bukunya Jalaluddin Rumi eh...malah dikasih bukunya Jalaluddin Rakhmat, lho...gimana to Mas.....

Tulisan Rumi (yang lahir tanggal 30 September 1207 di Balkh, sekarang Afghanistan) disebut - sebut sebagai karya mistis sepanjang sejarah, Melaui puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin di dapat lewat cinta, bukan semata- mata lewat kerja fisik, dan Tuhan merupakan satu - satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.

Beberapa puisi yang layak untuk direnungkan :

AKAN JADI APA DIRIKU

Aku terus dan terus tumbuh
Aku telah alami tujuh ratus dan tujuh puluh bentuk
Aku mati dari mineral dan menjadi tumbuh - tumbuhan
Dan dari sayuran aku mati dan menjadi binatang
Aku mati dari kebinatangan menjadi manusia
Maka, mengapa takut hilang melalui kematian?
Kelak aku akan mati
Membawa sayap dan bulu malaikat
Kemudian melambung lebih tinggi dari malaikat
Apa yang tidak dapat kamu bayangkan?
Aku akan menjadi itu

Dan salah satu puisinya yang terkenal ;

Jangan tanya apa agamaku
bukan Yahudi
bukan Zoroaster
bukan pula Islam

Karena aku tahu
begitu suatu nama aku sebut
begitu Anda memberikan arti yang lain
daripada nama yang hidup dihatiku


(Puisi diambil dari Media Isnet )
posted by heniez at 8:10 PM 0 comments

Monday, January 15, 2007

Hampir saja terlena (ketipu)

Sore itu telepon di meja berdering, seseorang bernama Ronald (Ronaldo?, Ronaldinho?) mengatakan bahwa gw termasuk pemegang kartu kredit Visa yang terpilih untuk mendapatkan kartu pendamping kartu kredit.

Mendengar kata terpilih sebenarnya makhluk UFO yang ada di kepalaku langsung bereaksi," terpilih seolah - olah kamu orang yang paling beruntung, padahal artinya siap - siap saja kamu menjadi korban berikutnya". Gw sudah terlalu sering membaca di Suara Pembaca tentang korban penipuan model begini.

Kembali ke Ronald....
Dengan mengatas namakan delapan belas bank yang bekerjasama dengan Visa card, dia menawarkan kartu pendamping Visa sehingga jika kita berbelanja di merchant2 tertentu dapat discount s/d 35%, (perempuan kalo mendengar kata diskon langsung kewaspadaannya berkurang sampai dengan 35%, sesuai dengan diskon yang ditawarkan, langsung deh kebayang belanja di Body Shop). Gw sempet nanya berapa iuran tahunannya, dijawabnya gratis selama lima tahun, nah lhoo.....,

Telepon yang berdurasi sekitar 20 menit itu didominasi oleh Ronald yang kayaknya sudah didesain ngomong tanpa bernapas selama 20 menit, saking lamanya ngomong sampe aku lupa apa aja yang diomongin, yang sayup2 aku inget, bahwa dengan kartu pendamping tersebut aku bisa belanja dimana (nama merchant akan diketahui setelah aku dapat katalog darinya), bisa dapet diskon 20% - 35% untuk pembelian tiket domestik, diskon sekitar 30% untuk hotel, dll.

Entah kenapa dengan lugunya aku memberikan nomor kartu kredit BNI Visa termasuk masa berlaku kartu tsb, cuma ketika dia menanyakan tiga angka terakhir yang ada dibalik kartu, makhluk UFO di kepalaku menampar sekeras - sekerasnya, hingga kesadaranku yang sempet hilang balik kembali, kukatakan bahwa saya tidak bisa memberitahu tiga angka terakhir selain pihak Bank penerbit kartu, dia mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikuatirkan tentang hal ini, sebab tanpa memberi tahu tiga angka terakhir berarti pihak "Visa" nggak bisa otorisasi.

Setelah dia mendapatkan nomor kartu kreditku, dia menjelaskan tentang pajak pemakaian sebesar 1.580.000,- per lima tahun.
"Lho..katanya gratis"
"Ini pajaknya pemakaian Bu, yang hanya timbul jika Ibu memakai hotel, jika nggak ada pemakaian berarti nggak ada pajak, nanti Ibu dapat dua lembar voucher hotel yang berlaku selama tiga bulan, jika selama tiga bulan vouchernya nggak dipakai, maka bisa diuangkan kembali dan untuk satu voucher kami hargai lima enam ratus ribu rupiah. Ibu ngerti nggak maksud saya ?"
*Gubrakkkk* *Blasss*

Dari pembicaraan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Yang pertama kali dikatakan adalah bebas iuran selama 5 tahun, hal ini untuk memancing lebih mudah
  2. Calon korban dikirimi 2 voucher yang berlaku selama 3 bulan, jika selama tiga bulan voucher tidak digunakan maka calon korban akan diberi kompensasi senilai Rp. 600.000,- per voucher.
  3. Biaya pajak pemakaian sebesar 1.580.000,- (pajak hanya dikenakan jika telah terjadi pemakaian, jika voucher tidak dipakai maka tidak dikenakan biaya apapun)
  4. Jika dicermati no.2 dan 3, terjadi kejanggalan, (silakan ambil kesimpulan sendiri)
(akhirnya selama sepuluh kami terlibat debat kusir yang makin membuat perut mual) akhirnya terjadi dialog seperti ini;

"Nanti orang saya datang ke sana untuk memberikan voucher tersebut, Ibu hanya perlu menandatangani struk, sekarang Ibu bisa sebutkan tiga angka terakhir kartu Ibu.

"Maaf, saya nggak bisa memberikan nomornya selain pihak Bank"
"Kalo gitu saya suruh kurir ke sana sekarang ya Bu, untuk mengantarkan voucher dan mesin otorisasi, Ibu bisa menuliskan tiga angka terakhir, (heran... ketauan deh ngototnya)
"Jangan sekarang Pak, saya pikir2 dulu"
"Nggak bisa Bu, hal ini dibatalkan, sebab Ibu sudah online"
(kampre*)
"Nggak saya nggak bisa sekarang" (telepon ditutup)

Saat itu juga gw langsung telepon ke BNI card center, minta diblokir sementara, pihak bank memberi pilihan mau diblok sementara selama 2 x 24 jam atau blokir permanen dan diganti nomor, pihak bank memberi tahu bahwa kita tidak boleh membertihu nomor kartu kredit, tanggal masa berlaku kartu serta tiga angka terakhir kepada orang lain, sebab pihak luar bisa "membajak" kartu kredit dengan hanya memberi nomor kartu dan masa berlaku kartu. Gw pilih pilhan pertama dulu, mungkin besok tinggal ganti permanen.

Fuih....lega juga akhirnya bisa keluar dari "jebakan orang2 tidak bertanggung jawab"
posted by heniez at 11:36 PM 0 comments

Tuesday, January 9, 2007

My Name is Red

Novel karya Orhan Pamuk ini berhasil memenangkan Nobel Sastra 2006, novel yang aslinya berjudul Benim Adim Kirmizi diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Atta Verin menjadi Namaku Merah Kirmizi, (to Atta Verin thanks atas balasan emailnya).

Novel yang bersetting Turki (Istanbul) di abad keenambelas, menceritakan tentang terbunuhnya dua pelukis istana, tepatnya adalah ilustrator, (pada sekitar abad XVI para penguasa kerap menugaskan para seniman terkemuka untuk menghiasi buku - buku pesanan Istana dengan dekorasi kecil pada pinggiran buku dan memberi ilustrasi pada manuskrip2 cerita. Para seniman yang masing2 memiliki keahlian khusus ini disebut miniaturis, iluminator dan ilustrator)

Dua pelukis tersebut yakni Elok Effendi dan Enisthe Effendi , keduanya sedang menyelesaikan ilustrasi Buku yang berjudul Kitab Segala Pesta pesanan Sultan yang akan yang akan dihadiahkan kepada penguasa Venesia.

Hitam Effendi yang merupakan keponakan sekaligus menantu Enisthe, ditugaskan untuk mencari tahu siapa pelaku pembunuhan. Hitam tidak sendiri, ia bersama Tuan Osman yang merupakan kepala Ilustrator istana. Satu2nya petunjuk tentang siapa sang pembunuh itu adalah gambar berupa seekor kuda yang cuping hidungnya terpotong.

Hitam bersama Osman atas perintah sang Sultan mengadakan penyelidikan. Akhirnya ditemukan tiga tersangka, yakni Bangau, Zaitun dan Kupu - Kupu. Mereka ini adalah ilustrator sang Sultan yang masing - masing mempunyai keahlian sendiri - sendiri. Mereka bertiga diberi tugas untuk membuat gambar kuda, maksud dari sayembara ini adalah untuk mengetahui siapa diantara ketiga pelukis ini yang terbiasa menggambar kuda dengan cuping hidung terpotong.

Setelah ketiganya menyelesaikan tugas yang dimaksud, barulah Hitam bersama Osman berdiskusi untuk menentukan siapa diantara ketiga pelukis yang menjadi pembunuh (Pamuk dalam novel ini, mungkin 50% isinya adalah teknik melukis yang tidak sepenuhnya kupahami, mungkin sama detailnya Dan Brown dalam menilai karya Da Vinci).

Akhirnya setelah melakukan perdebatan panjang, ditemukan bahwa pembunuhnya adalah Zaitun, Osman berpendapat bahwa gambar kuda yang di masa kecilnya dipelajari langsung oleh Zaitun dari empu - empu Persia tanpa pernah mampu melupakan.

Benang merah dari cerita ini adalah perbedaan pandangan melukis para miniatur, mereka masing - masing punya persepsi tentang makna lukisan, bahwa sebuah lukisan, melalui keindahannya membawa kita pada kelimpahan hidup menuju kasih sayang, pada penghormatan terhadap warna - warna alam yang diciptakan Tuhan dan pada perenungan iman.

Sementara sebagian miniatur berpendapat bahwa lukisan adalah sebuah rintangan untuk mendapatkan tempat yang aman di dunia lain, sesuatu yang secara alamiah mereka hasratkan. Dan mereka percaya bahwa lukisan akan menghalangi mereka dari gerbang surga. Dosa terbesar adalah apa yang dilakukan penulis yang mengira bisa melakukan apa yang dilakukan Allah yang mengaku sebanding dengan Allah (mungkin disebut perbenturan antara Timur dan Barat, seperti yang tercantum dalam sinopsisnya).

Selain itu juga romantika percintaan antara Shekure yang merupakan anaknya Enishte dan Hitam Effendi yang merupakan keponakan Enishte, selama 12 tahun Hitam memendam cinta kepada seppunya, Shekure. Saat itu Shekure berstatus sebagai istri dengan 2 anak laki - laki, suaminya pergi berperang selama 4 tahun tanpa kabar, hingga Hitam berani menyatakan cinta lewat surat - surat cintanya, dan mengupayakan memperoleh status janda, dan sekaligus mengawininya.

Sekilas tentang Pamuk
Orhan Pamuk lahir pada 7 Juni 1952 di Istanbul Turki, ayahnya seorang CEO IBM Turki, menikah dengan Aylin Turegen pada 1982 dan bercerai setelah menikah selama 19 tahun. Memiliki seorang anak bernama Ruya.

Novel lain yang pernah diterbitkan antara lain ; Kara Kitap (Buku Hitam), Yeni Hayat (Hidup baru) dan Kar (Salju)

Karya Pamuk umumnya bercirikan kegamangan atau hilangnya identitas yang sebagian ditimbulkan oleh benturan antara nilai - nilai Eropa dan Islam. Karya - karyanya kerap mengganggu dan menggelisahkan, dengan alur yang rumit dan memikat, serta penokohan yang kuat.





posted by heniez at 12:30 AM 1 comments

Monday, January 1, 2007

HAPPY NEW YEAR 2007

Selalau ada harapan baru setiap menjelang awal pergantian tahun, selalu berharap mudah - mudahan tahun yang akan datang lebih baik dari tahun ini, bagi yang mempunyai bisnis berharap bisnisnya lebih maju dari sekarang, bagi yang berlum mempunyai jodoh berharap mendapatkan jodoh di tahun ini, bagi pasangan yang belum dikarunia momongan berharap segera mendapatkan dll.

Untuk tahun ini aku aku berharap bisnis baruku segera terealisasi, apakah itu?, belum bisa kujelaskan sekarang, perlu waktu dua atau tiga bulan lagi, sebab prosesnya kurang 30% lagi, dan yg 30% persen itu adalah soft loan dari suamiku hehe.... (biar kate suami istri, bisnis is bisnis).

Last but not least, HAPPY NEW YEAR 2007
posted by heniez at 11:09 PM 0 comments